Tugas utama setan adalah menyesatkan manusia agar terjerumus ke dalam neraka. Meski demikian, banyak diantara kita justru memilih searah dengan jalannya. Nabi Muhammad SAW kerap mengingatkan umat agar membentengi diri dari godaan setan.
Walaupun tidak mudah menyerah menggoda Bani Adam, namun sekutu iblis ini bisa dilemahkan dengan doa dan amalan tertentu. Sebagian Umat Muslim melakukan amalan tersebut dengan harapan tidak lagi tergoda oleh makhluk laknatullah tersebut.
Namun ternyata, ada kondisi yang membuat setan menjadi lebih membesar. Sayangnya, hal ini terjadi justru karena kalimat yang diucapkan oleh manusia sendiri. Bahkan setan semakin kuat karena ucapan ini, Kalimat apa yang dimaksud ?
Ternyata kalimat yang seharusnya tidak diucapkan oleh manusia agar setan tidak membesar adalah kalimat umpatan atau celaan terhadap setan. Hal ini sering kali terucap saat manusia mengalami kondisi tidak mengenakkan. Terkadang ucapan ini reflek karena kebiasaan yang sudah dilakukan. Misalnya ‘Celaka lah setan’ ‘ee... setanlah, setan bangsat (maaf).
Hal ini terlarang dilakukan oleh umat Islam. Karena seharusnya ada kalimat lain yang lebih jauh lebih baik diucapkan manusia jika mengalami hal-hal buruk yakni dengan memohon perlindungan dari Allah.
“Janganlah kalian mencela syetan akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.” (HR. Ad Dalimi, dishahihkan Al Albani)
Pasalnya kalimat-kalimat ini justru hanya akan membuat setan mengalami perubahan. Bukan menjadi lebih kecil dan lemah saat diumpat dan disalahkan, mereka justru akan semakin membesar dan kuat karena ucapan-ucapan itu. Bahkan tubuhnya bisa berubah hingga sebesar rumah.
Walid Abu Malih berkata bahwa Rasulullah bersabda, seseorang yang pernah dibonceng Rasulullah menceritakan:
“Ketika aku dibonceng Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta merta aku mengatakan, Celakalah syetan. Maka beliau bersabda, Jangan kamu katakan, celakalah syetan, sebab jika kamu katakan seperti itu maka syetan akan membesar sebesar rumah dan dengan sombongnya syetan akan berkata; itu terjadi karena kekuatanku”, (HR. Abu Dawud).
Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali dalam bukunya berjudul Al Manaah asy Syar’iyyah fii Shahiih as Sunnah an Nabawiyyah, menjelaskan jika hadist ini berisi larangan bagi manusia mencela setan. Kita dilarang mengaitkan kejadian buruk yang menimpa dengan ulah setan atau rekayasa setan.
Lantas bagaimana seharusnya kita bersikap jika mengalami hal buruk atau kecelakaan? Sebaiknya tetap mengingat Allah dengan membaca basmalah atau berlindunglah kepada Allah (ta’awudz). Sebagaimana petunjuk Rasulullah:
“Akan tetapi ucapakanlah ‘Bismillah’” (HR. Abu Dawud)
Wallahu a’lam bish shawab
Walaupun tidak mudah menyerah menggoda Bani Adam, namun sekutu iblis ini bisa dilemahkan dengan doa dan amalan tertentu. Sebagian Umat Muslim melakukan amalan tersebut dengan harapan tidak lagi tergoda oleh makhluk laknatullah tersebut.
Ternyata kalimat yang seharusnya tidak diucapkan oleh manusia agar setan tidak membesar adalah kalimat umpatan atau celaan terhadap setan. Hal ini sering kali terucap saat manusia mengalami kondisi tidak mengenakkan. Terkadang ucapan ini reflek karena kebiasaan yang sudah dilakukan. Misalnya ‘Celaka lah setan’ ‘ee... setanlah, setan bangsat (maaf).
Hal ini terlarang dilakukan oleh umat Islam. Karena seharusnya ada kalimat lain yang lebih jauh lebih baik diucapkan manusia jika mengalami hal-hal buruk yakni dengan memohon perlindungan dari Allah.
“Janganlah kalian mencela syetan akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.” (HR. Ad Dalimi, dishahihkan Al Albani)
Pasalnya kalimat-kalimat ini justru hanya akan membuat setan mengalami perubahan. Bukan menjadi lebih kecil dan lemah saat diumpat dan disalahkan, mereka justru akan semakin membesar dan kuat karena ucapan-ucapan itu. Bahkan tubuhnya bisa berubah hingga sebesar rumah.
Walid Abu Malih berkata bahwa Rasulullah bersabda, seseorang yang pernah dibonceng Rasulullah menceritakan:
“Ketika aku dibonceng Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta merta aku mengatakan, Celakalah syetan. Maka beliau bersabda, Jangan kamu katakan, celakalah syetan, sebab jika kamu katakan seperti itu maka syetan akan membesar sebesar rumah dan dengan sombongnya syetan akan berkata; itu terjadi karena kekuatanku”, (HR. Abu Dawud).
Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali dalam bukunya berjudul Al Manaah asy Syar’iyyah fii Shahiih as Sunnah an Nabawiyyah, menjelaskan jika hadist ini berisi larangan bagi manusia mencela setan. Kita dilarang mengaitkan kejadian buruk yang menimpa dengan ulah setan atau rekayasa setan.
Lantas bagaimana seharusnya kita bersikap jika mengalami hal buruk atau kecelakaan? Sebaiknya tetap mengingat Allah dengan membaca basmalah atau berlindunglah kepada Allah (ta’awudz). Sebagaimana petunjuk Rasulullah:
“Akan tetapi ucapakanlah ‘Bismillah’” (HR. Abu Dawud)
Wallahu a’lam bish shawab